Berikut ada artikel yang bisa teman-teman baca :
Mind Map
yang dibuat oleh Tony
Buzan pada akhir tahun 60-an telah muncul sebagai jawaban yang paling ampuh
untuk menjawab tantangan pada Era Kecerdasan (The Age of Intelligence).
Bahkan Bill Gates mengatakan bahwa Mind Map merupakan The Thinking Tool
for 21st Century.
Sedemikian
pentingnya, maka saat ini berbagai organisasi pendidikan telah mengadopsi
metode Mind Map sebagai Thinking Tool yang menggunakan semua kemampuan yang
dimiliki oleh otak kiri dan otak kanan secara simultan – Whole Brain bagi
seluruh siswanya mulai dari Pre-school hingga Kelas Eksekutif MBA.
Metode Mind
Map yang dibuat oleh Tony
Buzan ini juga telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap langkah
organisasi. Mind Map yang mendasarkan pada 3 (tiga) pilar utama, yaitu Radiant
Thinking, Key Words dan Whole Brain memungkinkan seseorang berpikir
secara free-flow, kritis dan kreatif sehingga dapat digunakan untuk berbagai
macam aktifitas dalam organisasi seperti : perencanaan (Planning), Note
Taking/Making, pemecahan masalah (Problem Solving), Report
Writing, curah-gagasan (Critical & Creative Thinking), Memorizing,
presentasi (Presenting), and Revision.
Mind Map
merupakan bentuk catatan yang bersifat grafikal yang memiliki struktur radian
dimana dari sebuah pusat yang merupakan topik atau gagasan akan memancar
berbagai informasi yang terkait ke segala arah dalam bentuk cabang-cabang utama
yang disebut Basic Ordering Ideas – BOI. Di setiap cabang utama ada
cabang-cabang yang merupakan sub-gagasan yang akan mengeksplorasi gagasan
tersebut secara lebih mendalam. Pada setiap cabang terdapat pula sub-cabang
yang secara terus menerus mengeksplorasi gagasan secara lebih mendalam lagi.
Dengan demikian, Mind Map memiliki ruang lingkup yang sangat luas dan mendalam yang
tidak dimiliki oleh pencatatan linier.
Mind Map
membantu kita untuk menghemat waktu dalam membuat catatan. Ini terjadi karena
Mind Map hanya menggunakan kata-kata yang mengandung informasi yang diperlukan
untuk memahami suatu teks (naskah). Kata-kata tersebut yang kemudian kita kenal
sebagai Key Words yang terdiri dari kata benda (Noun) dan kata kerja (Verb)
serta sesekali kata sifat (Adjective) dan kata keterangan (Adverb). Umumnya,
dalam suatu teks (naskah) jumlah kata-kata kunci ini hanya sekitar 10 – 20%
dari seluruh kata yang ada. Sisanya yang 80 – 90% hanya berfungsi sebagai
kata-kata penghubung dan pelengkap untuk membentuk kalimat.
Pencatatan
linier yang kita kenal hingga saat ini ternyata hanya terdiri dari kata dan
angka. Ini sangat berbeda dengan Mind Map yang terdiri dari simbol, gambar,
warna dan kode disamping kata dan angka karena Mind Map memanfaatkan kedua
belah otak yaitu otak kiri dan otak kanan – Whole Brain Note. Dengan
adanya berbagai fungsi dari kedua belah otak tersebut maka proses untuk
mengingat (remembering) dan memanggil kembali (recalling) akan
jauh lebih mudah.
Keunggulan
Mind Map dibandingkan pencatatan linier inilah yang akan membantu mengaktifkan
otak, fokus kepada pokok bahasan, menunjukkan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang saling terpisah, memberi gambaran keseluruhan yang jelas dan
terperinci mengenai suatu pokok bahasan serta dapat pula untuk memusatkan
perhatian pada pokok bahasan yang akan membantu kita untuk mengalihkan suatu
informasi dari ingatan jangka pendek (Short Term Memory) ke ingatan
jangka panjang (Long Term Memory).
Keunggulan-keunggulan
metode Mind Map tersebut telah dimanfaatkan oleh dunia pendidikan dalam
membantu guru-guru mempersiapkan Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas.
Manfaat tersebut antara lain :
Menghemat
waktu persiapan bahan pelajaran
Mempersiapkan
bahan pelajaran dalam bentuk Mind Map akan jauh lebih cepat dari pada
menuliskannya serta memberi kemungkinan pengajar dan peserta ajar (siswa) dapat
mengamati subyek sepanjang waktu.
Memudahkan
perbaikan bahan pelajaran
Bahan
pelajaran dalam bentuk Mind Map juga mudah untuk diperbaiki dari waktu ke waktu
tanpa mengubah struktur dari bahan yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian,
guru dapat melakukan tinjauan ulang secara keseluruhan dengan singkat dan cepat
sebelum mulai mengajarkan suatu topik (materi) secara lebih detail. Oleh
karenanya, Mind Map akan memicu perkembangan dari materi yang diajarkan dari
tahun ke tahun karena berkembangnya pengetahuan dari pengajar.
Memudahkan
pengorganisasian bahan pelajaran
Bahan
pelajaran yang banyak dan sangat padat dapat dengan mudah diorganisasikan
dengan mengurangi volume fisik dari catatan karena Mind Map hanya memuat
kata-kata kuncinya saja.
Menyelaraskan
penjelasan bahan belajar dengan waktu yang tersedia
Sebagai
panduan untuk mengajar, Mind Map dapat membantu pengajar untuk mempertahankan
keseimbangan antara spontanitas dalam berbicara dan mempresentasikan materi
yang jelas dan terstruktur dengan baik. Di samping itu, Mind Map juga
memungkinkan pengajar untuk mengendalikan waktu dengan akurat selama mengajar
sehingga tidak akan pernah mengalami masalah kekurangan waktu yang sering
dialami sebelumnya.
Membantu
pemahaman siswa secara lebih mendalam
Berbeda dengan catatan linier, Mind Map tidak hanya
menunjukkan fakta-fakta tetapi juga hubungan antara fakta-fakta tersebut
sehingga pemahaman mengenai suatu subyek akan lebih mendalam.
Sumber : http://antoniusmaryadi.blogspot.com/2009/11/manfaat-mind-map-dalam-proses-belajar.html
0 Komentar