Pastikan Anda Baca Juga
Teman-teman, di bawah ini saya tuliskan kisah Pulkamnya Nisa ke Kampungnya sana. Kemarin udah saya postingkan tentang Maafkan Aku dan Jualan di Pasar. Berikut kisahnya :
Setahun sekali aku pulang ke kampung. Biasanya aku pulang ke kampung
bersama keluarga setiap ayahku pulang dari luar negeri. Kebetulan ayahku
bekerja di luar negeri sebagai tenaga kontrak di pertambangan emas.
Aku selalu ingin pulang ke kampung (saat ini aku tinggal di Kota Metro )
karena di sana banyak sekali teman-teman sepermainanku di waktu kecil dahulu.
Mereka memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada Sisri, Defi, Nopyan dan Nando.
Mereka berempat adalah teman dekatku. Kemana-mana kami selalu bersama-sama
seperti Pendowo Limo dalam cerita pewayangan kata ayahku.
Suatu hari aku berkata kepada ayahku yang kebetulan juga sedang cuti dan
pulang ke Indonesia. “ Yah, kita pulang kampung yuk. Aku kangen banget dengan
teman-teman di sana...” rengekku
Bundaku yang menjawab, “ Insya Allah Nak...” sambil tersenyum
Aku pun meyakinkan, “ Janji ya Bun.....” sambil memegang tangan bundaku.
Ibu hanya tersenyum sambil mengangguk, pertanda setuju.
Esoknya aku harus siap-siap bangun pagi dan mempersiapkan segala
sesuatunya untuk pulang kampung. Tak lama kemudian, kami telah berada di atas
motor kami yang melaju 60 km/jam menuju kampung kelahiranku. Terbayang sudah
kampung halamanku di pelupuk mataku. Seolah-olah melambai-lambaikan tangannya
kepadaku yang berbahagia. Aku bernyanyi dengan riangnya. Tanpa peduli kondisi
jalanan yang parah.
“gubrak.....” suara motor kami masuk lubang di tengah jalan. Hampir saja
aku terlempar jatuh. Untungnya, ayahku bisa mengendalikan motor kesayangannya.
Dalam hati aku menggurut, “ Huh.....jalan dari dulu kok jeleknya minta
ampun...” Mau pulang aja kok repot dan susah banget, kayak mau ke syurga
aja...”
Tak terasa, 2,5 jam aku di jalanan. Kini aku telah sampai di kampung
kelahiranku. Kami turun di depan rumah nenek dan di sambut dengan riang gembira
oleh nenek. Kami istirahat sebentar kemudian melanjutkan ke rumah kami di
kampung. Setibanya di rumah kami, kami tidak betah di rumah aja. Akhirnya kami
langsung ngabur ke luar rumah. Tiba-tiba ada yang memanggil,”
Jannah....Jannah...!”
Aku dan adikku Ikhwan terkejut dan menoleh ke sumber suara. Ternyata
temanku dulu, Sisri. Aku langsung menghambur ke arahnya dan memeluknya erat.”
...Sisri....!!”teriakku !
Setelah bercakap-cakap melepas rindu, kami langsung ngacir ke rumah
teman-temanku dahulu. Semua teman-temanku berkumpul. Akhirnya kami bermain
sepuasnya hingga dzuhur menjelang. Banyak sekali permainan yang kami lakukan.
Sebelum aku berpamitan kepada teman-temanku, aku mengambil hadiah untuk
mereka semua. Coba tebak hadiahnya apa...?
Aku memberikan hadiah kepada mereka, yang isinya Kacang Garuda......!
karena hanya itu yang kubawa!
The End
Nisa Miftahul Jannah
0 Komentar